Kekerasan Pelajar Makin Mengkhawatirkan
VALORAnews - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
(IPNU) Sumbar, terus berjuang dan bergerak membangun nilai-nilai positif di
kalangan pelajar. IPNU Sumbar prihatin terjadinya tindakan kekerasan di
kalangan pelajar, baik melalui cakak
banyak maupun tindakan kekerasan di internal sekolah.
Hal
itu diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah IPNU Sumbar, Hadison, Kamis (26/2/2015)
di Padang, terkait peringatan Harlah IPNU ke-61, yang jatuh pada 24 Februari
2015 lalu. PW IPNU Sumbar, dalam rangka harlah tersebut menggelar temu ramah, Sabtu
(28/2/2015) besok di aula PWNU Sumbar, Padang, dengan melibatkan para senior
IPNU, pembina, badan otonom NU, PWNU, PC IPNU se-Sumbar dan kader IPNU lainnya.
"Kondisi
kekerasan di kalangan pelajar ini jadi isu strategis IPNU Sumbar ke depan. Di samping
isu-isu lain yang belakangan ini banyak melibatkan pelajar. Di antaranya
keterlibatan pelajar sebagai pemakai narkoba. Pelajar sudah menjadi sasaran
dari pengedar narkoba. Apalagi Indonesia menjadi pasar utama narkoba bagi
perdagangan mafia narkoba dunia," ungkap Hadison, dalam siaran persnya.
Untuk
itu, IPNU Sumbar sedang menjajaki kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional
(BNN) Sumatera Barat. "Kita berharap kerjasama itu nanti bisa terwujud sehingga
IPNU makin gencar mengantisipasi pelajar, jangan sampai terjerumus pada
pemakaian dan kecanduan narkoba. IPNU Sumbar mendukung penuh eksekusi mati bagi
terpidana mati narkoba. Siapa dan dari manapun negaranya, harus dieksekusi,"
kata Hadison didampingi Luki Permensyah Tuanku Bagindo (sekretaris PW IPNU).
Terkait
dengan paham keagamaan yang njadi isu agama sebagai tindakan radikal yang
belakangan ini juga makin gencar di tengah masyarakat, Hadison mengajak pelajar
Sumatera Barat, agar berhati-hati. Pelajar jangan mudah terpengaruh oleh
orang-orang yang baru dikenal, yang kemudian memberikan pengajaran pemahaman
agama yang cenderung radikal. Paham keagamaan yang dengan gampang menyalahkan
orang lain, bahkan mengkafirkan jika beda pemahaman.
"Sebaiknya
pelajar tetap kembali kepada guru-guru mengaji yang ada di lingkungannya yang
selalu mengajarkan Islam rahmatan lil
alamin. Jika pelajar menemukan orang yang berbeda pemahaman keagamaan,
sebaiknya mencoba dulu berkonsultasi dengan orangtua. Jangan-jangan dengan
cepat percaya dengan orang (paham keagamaan) yang baru dikenalnya, orangtua
sendiri bakal disalahkan," ingat Hadison.
IPNU
Sumbar, kata Hadison, akan tetap memperjuangkan nilai-nilai positif di kalangan
pelajar. Mengantisipasi kekerasan di kalangan pelajar ini, IPNU Sumbar berencana
langsung turun ke sekolah-sekolah menyosialisasikannya. "Betapa pentingnya
hidup dengan penuh kedamaian, walaupun di antara pelajar itu terdapat perbedaan
satu sama lain. Baik beda suku, agama (keyakinan), daerah, latar belakang
keluarga, status, namun tetap satu, yakni pelajar Indonesia. Semangat ini harus
ditularkan kepada setiap pelajar agar mereka tidak mudah dipancing untuk
melakukan tindakan kekerasan kepada pihak lain," kata Hadison. (kyo)
Install aplikasi Valora News app di Google Play